Negara Jepang merupakan salah satu negara yang maju di wilayah Asia, dengan kemajuan teknologi dan industry yang sangat pesat membuat negara Jepang mempunyai keunikan terhadap negaranya dan menjadi negara dengan yang sangat di minati oleh hampir seluruh orang yang ada di dunia untuk berkunjung dan berwisata di negara Jepang. Wisata di Jepang sangat banyak pilihannya mulai dari wisata modern hingga wisata tradisionalnya.
Selama berwisata di Jepang tentunya kita akan banyak bertemu dengan penyedia jasa layanan di Jepang mulai dari transportasi umum, penginapan, rumah makan, dan masih banyak lainnya. Budaya yang ada di Jepang sangatlah banyak dan unik, salah satu keunikan yang ada dalam budaya Jepang adalah budaya ramah tamah yang berbeda dengan budaya budaya ramah Tamah di negara lain. Budaya ini disebut dengan Omotenashi. Omotenashi sudah ada sejak jaman Heian dan biasanya ada dalam sebuah upacara tradisi pada saat itu, namun selain dalam tradisi Omotenashi pada masa sekarang sudah sangat melekat dengan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari di negara Jepang.
Apa yang dimaksud Omotenashi?
Omotenashi merupakan konsep budaya yang berasal dari negara Jepang dimana sebuah bentuk dalam memberikan sebuah pelayanan yang sangat penuh perhatian, rasa tulus, dan tanggung jawab yang melebihi ekpetasi kepada pelanggan. Omotenashi berasal dari kata motenasu yang mempunyai makna menyambut dan menghibur. Namun dapat juga diartikan atau di definisikan sebagai sikap seseorang dalam menyambut tamu atau orang lain dengan sikap yang asli dan tulus tanpa pamrih. Budaya omotenashi ini awalnya ada dan digunakan pada jaman Heian pada saat upacara minum teh (sado) namun seiring berjalannya waktu budaya omotenashi diterapkan dalam kehidupan sehari hari terutama dalam bidang yang memberikan pelayanan jasa.
Omotenashi di Jepang dapat di temui paling mudah dalam bidang pariwisata, terutama perhotelan, dan rumah makan. Contohnya jika dalam perhotelan atau ryoukan pihak pegawai akan dengan sepenuh hati melayani kebutuhan pelanggan dengan sepenuh hati di usahakan untuk memenuhinya denganrasa tulus dan tanpa pamrih, dalam rumah makan contohnya pada saat pelanggan memasuki kedai pegawai sudah dapat merekomendasikan sesuai dengan apa yang dimau dan dibutuhkan oleh pelanggan.
Dalam sektor restoran omotenashi diterapkan dengan pelayanan yang cepat dan tanggap namun tidak dengan terburu buru sehingga tamu yang dilayani tetap dapat meninkmati suasana dalam restoran dan menu menu yang tersusun dengan rapi dan cermat sehingga memudahkan pelanggan dalam memilih menu. Pelayanan yang selalu detail dalam melakukan pelayanan seperti tidak pernah membiarkan gelas pada pelanggan kosong dan selalu memperhatikan pelanggan jika disaat dibutuhkan selalu ada tanpa menunggu dan mencari staff terlalu lama. Hal hal yang membuat pelanggan dapat merasakan kenyamaan selama berada di restoran hotel dan tempat wisata di jepang sangat berkesan dan lebih dari hanya sekedar berkunjung, hal tersebut lah yang dapat disebut dengan seni yang melibatkan rasa, aroma, suasana dan kesan yang menyatu menjadi satu.
Penerapan omotenashi dalam kehidupan sehari hari ada dalam banyak hal, berikut merupakan contoh penerapan omotenashi dalam kehidupan sehari hari:
- Toko buku akan dengan senang hati memberikan sampul buku untuk buku yang sudah pelanggan beli dan dengan senang hati pula akan menyampulkannya untuk pelanggan sehingga tidak perlu repot untuk melakukan sampul buku sendiri.
- Pada saat musim hujan, toko toko di Jepang akan menyediakan sebuah kantong plastik untuk membungkus payung milik pelanggan yang basah sehingga payung bisa di bawa kedalam toko.
- Negara Jepang terus mengembangkan fasilitas fasilitas umum dengan baik sehingga bisa digunakan oleh semua orang, terutama untuk orang dengan berkebutuhan khusus
Hampir serupa dengan indonesia Jepang juga sering disebut Negara paling ramah di dunia, hal ini disebabkan oeleh budaya budaya yang diterapkan disana. Di Indonesia kita disebut ramah karena warga Indonesia sering kali secara spontan menyapa orang lain meskipun orang tersebut tidak kita kenali, sedangkan di Jepang ini sudah termasuk ke dalam budaya lokal disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar